Senin, 23 Maret 2009

UNIMIG dan Migrant Care Fokus Awasi Undi Pos di Malaysia

Ramdhan Muhaimin - detikPemilu
Kuala Lumpur - detik.com

Dua organisasi buruh independen yaitu Union Migrant (UNIMIG) Indonesia dan Migrant Care 'berkoalisi' melakukan pemantauan pemilu di Malaysia. Pelaksanaan dropping box dan undi pos pun menjadi salah satu prioritas utama pantauan."Yang terpenting dipantau dalam konteks pemilu di Malaysia ini adalah dropping box dan undi pos. Karena pada kedua teknis itu sangat rawan kecurangan," ujar Presiden UNIMIG Indonesia Muhammad Iqbal usai Dialog Kebangsaan Menuju Indonesia Lebih Baik di Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM), Sabtu (21/3/2009).

Dialog yang diadakan oleh PPI Malaysia bekerjasama dengan PPI cabang UKM itu dihadiri oleh Atase Pendidikan KBRI Kuala Lumpur Imran Hanafi, Ketua PPLN Teguh Hendro Cahyono, Ketua Indonesian Brain Circulation Network (IBCN) Yudanto Hendratmoko, dan mahasiswa Indonesia di Malaysia. Dalam acara tersebut juga ditandatangani MoU kerjasama PPI dengan UNIMIG Indonesia untuk pemantauan pemilu bersama dalam wadah Persatuan Masyarakat Pemantau Pemilu (PMPP).

Iqbal mengatakan, UNIMIG akan mengerahkan anggota-anggotanya dan bekerjasama dengan organisasi masyarakat Indonesia lainnya untuk melakukan pengawasan pemilu. Selain itu, UNIMIG juga mendesak agar PPLN Kuala Lumpur melakukan perbaikan dan validasi Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebelum pelaksanaan Pemilihan Legislatif pada 9 April 2009 mendatang.

"Masih ada waktu. Sebelum pemilu, PPLN harus melakukan perbaikan DPT. Karena DPT yang sekarang masih banyak yang bermasalah. Banyak alamat fiktif dan nama ganda," cetusnya.

Ketum PPI Malaysia Irfan Syauqi Beik mengatakan, telah berkoordinasi dengan 19 PPI cabang di seluruh perguruan tinggi di Malaysia untuk menggerakkan PMPP. "Ini demi terwujudnya pelaksanaan pemilu yang jujur dan bersih dari kecurangan," katanya.

Direktur Eksekutif Migrant Care Anis Hidayah menambahkan, mengkhawatirkan permasalahan DPT dapat berdampak kepada penurunan tingkat partisipasi pemilih di Malaysia yang kebanyakan dari kalangan tenaga kerja. Apalagi, lanjutnya, gelombang PHK di negeri jiran tersebut akibat krisis keuangan global masih terus berlanjut."Pasti. Angka pasti memang tidak dapat diprediksi. Tapi PHK ini pastinya berpengaruh terhadap DPT dan partisipasi pemilih," kata dia.

Menurut dia, faktor lain susahnya meningkatkan partisipasi pemilih di Malaysia adalah disebabkan pendidikan politik TKI yang masih rendah.Meski demikian, dia mengungkapkan, pihaknya tetap akan memantau pelaksanaan pemilu di Malaysia. "Kami akan bekerjasama dengan mahasiswa untuk bantu di sana-sini. Juga dengan UNIMIG, kami masih diskusikan teknisnya. Karena Migrant Care dan UNIMIG sudah terakreditasi di KPU untuk menjadi pemantau independen," pungkas Anis.( rmd / mok )

Tidak ada komentar: