SUARA WARGA
Nasib Buruh Migran Belum Serius Diperhatikan
Rabu, 4 Maret 2009 | 05:15 WIB
Jakarta, Kompas - Meskipun diposisikan sebagai pekerja informal, buruh migran tetaplah manusia. Ia adalah subyek yang harus diperlakukan sama seperti manusia lain dan bukan ditempatkan atau diposisikan sebagai aset ekonomi belaka yang digelari sebagai pahlawan devisa.
Persoalan buruh migran adalah persoalan riil kemanusiaan. Oleh karena itu, tidak layak dan tidak pantas menjadikan persoalan perburuhan, khususnya buruh migran, sebagai komoditas politik guna meraup dukungan. Penegasan itu kembali muncul dalam dialog publik yang digelar oleh Migrant Care, Selasa (3/3) di Jakarta.
Dialog itu sengaja digelar dengan mempertemukan beberapa calon anggota legislatif dengan pemerhati masalah perburuhan dan buruh migran. Hadir dalam dialog itu antara lain Eva K Sundari PDI Perjuangan, Nova Riyanti Yusuf dari Partai Demokrat, serta Aryo Judhoko dari PKS. Sebagai panelis, hadir Jaleswari Pramodhawardhani dari LIPI dan Anis Hidayah, Direktur Eksekutif Migrant Care.
Menurut Anis Hidayah, selama ini yang tampak adalah minimnya perhatian pemerintah, juga partai politik, kepada nasib buruh migran. Pemerintah SBY-JK tampak tenang ketika banyak buruh asal Indonesia di luar negeri diusir atau terbunuh.
Bahkan ada kasus, seperti terbunuhnya seorang TKI, tetapi Duta Besar RI untuk negara bersangkutan yang notabene berasal dari wakil partai justru tidak tahu. Bagi Anis, buruh migran masih ditempatkan sebagai aset ekonomi. Akibatnya, aneka kebijakan yang terkait buruh migran pun terkontaminasi pandangan tersebut. (JOS)
Senin, 16 Maret 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar