Dikutip dari:
http://indonesiancommunity.multiply.com/journal/item/3142/PERLUKAKH_BURUH_MIGRAN_IKUT_PEMILUKEMANAKAH SUARA BURUH MIGRANT ????????????
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Abdul Hafiz Anshary memprediksi pemilih di luar negeri yang menggunakan haknya hanya separuh dari total pemilih. Partispasi yang kurang itu disebabkan hari pemilihan umum merupakan hari kerja. "Saat itu hampir semua warga kita bekerja dan sulit memberikan untuk suaranya dalam pemilu," katanya di Kantor KPU.
Menyiasati hal itu, KPU juga telah menyiapkan surat suara dalam amplop. Sehingga setelah memilih, surat suara itu bisa langsung dikirim ke Indonesia melalui pos. "Tidak perlu ke tempat pemungutan suara yang ada di Kedutaan," katanya. Hafiz memperkirakan jumlah pemilih di luar negeri 3 juta orang. "Meski saat ini yang dilaporkan 1,6 juta, hampir sama dengan pemilu lalu," katanya. Suara pemilih dari luar negeri ini, nantinya akan masuk daerah pemilihan Jakarta II, yaitu Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan. Koran Tempo Selasa (29/7).
Mbak sudah terdaftar dalam dartar pemilih tetap belum?, tanyaku pada Mbak Mega aktivis Buruh Migrant Indonesia (BMI) di Hongkong dan juga kepada beberapa BMI lainnya yang saya temui sepanjang perjalanan saya di Makau dan Zhen Zhen, negara China.
Sebut saja Reni Farida, TKW asal Delopo, Madiun sudah bekerja 8 tahun di Hongkong menuturkan pengalamannya, dia tidak mengikuti Pemilu tahun 2004, baik untuk Pemilu DPR maupun Pemilu Presiden. Pada waktu pemilu tersebut dia tidak dapat ijin dari majikan alias tidak dapat cuti meski iya sempat didaftarkan dalam daftar pemilih tetap oleh temannya. Bagi saya ikut pemilu atau tidak gak ada bedanya massss jawabnya, siapa yang akan dipilih saya tidak kenal mereka mereka juga tidak akan kenal aku jawabnya. Pemilu untuk memilih Wakil Rakyat, dan Pemerintahan jawabku. Wakil Rakyat apa, pemerintahan yang mana masss, jawabnya semakin kesal saja aku terdiam sesaat.
Reni Farida yang beberapa tahun ini aktif sebagai pembela Buruh Migran Indonesia di Hongkong malah tidak tahu apakah dirinya dan beberapa temanya sudah terdaftar atau masuk dalam daftar pemilih tetap untuk pemilu tahun 2009, menurutnya sampai sekarang organisasi BMI yanga da di Hongkong belum pernah dijak berbicara atau disosialisasikan mengenai pelaksanaan Pemilu 2009 oleh KPU. Baginya ikut pemilu atau tidak sama saja nasib BMI semakin terjepit dan menjadi bahan dagangan politikus. Jangankan dibela hak-haknya oleh Wakil Rakyat, mau mengadukan nasibnya saja sewaktu ada kunjungan DPR ke Hongkong tidak bisa, lalu kenapa saya harus pilih mereka lagi, tidak sudi aku tegasnya.
Lain Reni lain pula jawaban dari Mbak Mega Vristian, BMI yang aktif menulis buku ini, menurutnya saat ini temen2 BMI cenderung bersikap pasif terhadap pemilu 2009. Pemerintah seharusnya belajar dari berbagai pengalaman pemilu sebelumnya, mestinya pemerintah tidak membuat undang undang yang hanya menyulitkan diri sendiri, Wanita berjilbab asli AREMA ini menuturkan, peraturan pemilu dimana 1 TPS hanya untuk 500 orang pemilih tidak memungkinkan untuk dilaksanakan di Hongkong. Lokasi KJRI tidah mungkin untuk dibuat TPS segitu banyak mengingat BMI di Hongkong saat ini hampir mencapai 80.000 orang. Lebih lanjut dia menuturkan mengubah nasib BMI tidak harus lewat Pemilu. BMI harus pintar, makanya Mbak Mega dan Kawan-kawan lebih senang meng up grade BMI, BMI harus Pintar, BMI harus mandiri, untuk mengembangkan usaha di Indonesia. Yang lebih Penting lagi BMI harus tahu hak-hak mereka di luar negeri.
Selain masalah TPS, masalah banyaknya partai peserta pemilu, pemilu tidak pada hari libur sangat diragukan keberhasilannya, gimana mau milih mas, terdaftar tidaknya tidak tahu, coblosnya bukan hari libur, terus selama ini tidak pernah tahu kapan dan dimana akan dilaksanakan pencoblosan sedangkan pemilu sudah semakin dekat.
Sedangkan BMI lainnya menyatakan untuk apa saya memilih mas, saya orang Ponorogo, Jawa Timur Mas, saya mau milih calon yang berasal datau mewakili daerah Ponorogo, buat apa saya milih orang Jakarta, kenal pun tidak, dan dia gak bakalan perjuangan nasib saya dan saudara2 saya di kampung sana, kalau pemilihan presiden she ok saya sudah punya pilihan sendiri. Sapa mbak pilihan presidenya, yaaa saya milih presiden yang mau menghapuskan diskriminasi di Terminal III dan IV Soekarno Hatta, sakit mas kalau BMI macam kita-2 ini sudah masuk terminal itu, untuk apa seh sukanya membuat susah para BMI????????
Suara Buruh Migrant Indonesia di Brunei Darussalam
Buruh Migrant Indonesia di Brunei hampir mencapai 40.000 orang tersebar di berbagai sektor, ada yang bekerja di sektor pemerintahan, Dosen, Guru, buruh bangunan, sopir, penjahit, tukang kebun, dan sebagian besar amah atau pembantu rumah tangga.
Komisi Pemilihan Umum dan Kedutaan Besar Republik Indoneisa Bandar Seri Begawan telah melakukan sosialisasi pelaksanaan Pemilu tahun 2009 pada kantong-kantong BMI. KBRI bekerja sama dengan Persatuan Masyarakat Indonesia (PERMAI) selalu mensosialisasikan pemilu 2009 pada setiap kesempatan yang ada.
Kemanakah suara BMI di Brunei Darussalam akan disalurkan????????
Kebanyakan BMI di Brunei Darussalam yang saya tanya mengenai keikutsertaan dalam pelimu 2009 menyatakan Pemilu DPR NO, Pemilu Presiden YES !!!. Keengganan memilih wakil rakyat dalam pemilu BMI mempunyai alasan klasik, mereka tidak tahu siapa wakilnya yang akan dipilih. Keberadaan BMI di Brunei Darussalam yang berasal berbagai dari daerah di Indonesia khususnya tiga Besar Jawa Timur (Banyuwangi, Tulung Agung, Blitar, Malang) Jawa Tengah(Cilacap, Purwokerto, Wonogiri ) dan Jawa Barat Garut Tasik Malaya), mereka tidak mau memilih karena dimasukkan DAPIL DKI II dan Jakarta Selatan. ( sanak, bukan kadang bukan kenapa harus ku pilih ? katanya )
Agus salah seorang BMI yang bekerja di daerah Muara saya tanya mau ikut pemilu atau tidak dengan enteng dia menjawab tidak, meski sudah saya daftarkan sebagai pemilih tetap dia tetapmogah untuk ikut pemilu, terutama pemilu DPR. Demikian juga dengan beberapa BMI yang lain mereka mengeluhkan pelaksanaan pemilu yang jatuh pada hari kerja.
Kendala transportasi di brunei juga menjadikan alasan kenapa mereka enggan pergi ke TPS, nunggu bus lewat saja mereka harus rela antri 1 jam, itu kalau kebutulan tidak penuh kalau penuh sopir Bus juga tidak mau menaikkan penumpang, mau naik taksi sapu juga takut kena razia polisi, naik ojek apa lagi, Brunei tidak mengenal ada nya ojek.
Melihat beberapa macam alasan yang dilontarkan oleh para BMI prediksi keikutsertaan mereka akan sangat kecil dibandingakan jumlah mereka yang ter daftar, terutama sekali pada pemilu Wakil Rakyat. Celakanya pemilu Wakil Rakyat akan menentukan kursi dimana, Calon Presiden dan Wakil Presiden akan di Jagokan.
Keengganan BMI Ikut pada Pemilu Legeslatif antara lain :
1. BMI di luar negeri disuruh memilih Wakil Rakyat daerah DAPIL II Jakarta dan Jakarta Selatan adalah suatu yang konyol. BMI diluar negeri sudah sangat yakin bahwa apapun sura yang dihasilkan caleg DAPIL II DKI Jakarta tidak akan memperjuangakan nasib para BMI yang mayoritas berasal dari luar Jakarta. ( caleg jakarta bilang emang gue pikirin nasib BMI), disamping tidak kenal BMI rata-rata ingin suaranya disalurkan untuk daerah dimana berasal.
2. BMI menginginkan Wakil Rakyat yang Khusus menyuarakan aspirasi mereka, malahan beberapa temen BMI di hongkong, Jepang korea, Malaysia sepakat untuk memilih DPD yang mewakili suara Luar Negeri. Satu negara yang suaranya cukup untuk 1 anggota DPD di wakili 1 DPD. Misalnya untuk DPD di Indonesia harus memenuhi 50 ribu suara maka BMI di Korea akan mendapatkan jatah satu anggota, atau di gabungkan, DPD mewakili KOREA, Hongkong dan Jepang, Brunei dan Malaysia 1 anggota DPD, BMI di Midle East 1 Suara DPD, lebih simple BMI gak pusing dengan Banyaknya Parpol.
3. BMI bukannya barang dagangan, itu yang sekarang terjadi, BMI semakin Pintar, dari beberapa pemilu yang melibatkan BMI di luar negeri belum ada satu anggota Dewan di Senayan menyuarakan kepentingan BMI, Meski para anggota dewan di senayan sering mendengar kasus penganiayaan BMI di Malaysia, Singapura dan Saudi tidak pernah mereka bersuara mengenai nasib Buruh Migrant. Malahan sering terdengar anggota Dewan yang terhormat di gelandang oleh KPK ke penjara.
4. Legislatif yang membuat undang-undang pemilu tidak pernah melakukan dengar pendapat dengan para BMI, mengenai kendala dan kesulitan menggunakan hak pilih BMI di luar negeri, lain teori lain praktek , sstttttttt! kata BMI di Korea wakil rakyat hanya jalan2 saja tidak pernah dengar pendapat dengan BMI kalau kunjungan kesana..
BMI juga manusia seperti sebuah judul lagu, BMI juga ingin di dengar suaranya, kalau ingin mendapatkan suara BMI dengarkan keluhannya. Dan sampai sekarang belum ada satu gerakan calon anggota dewan yang terhormat mengunjungi BMI.
Lalu kemanakah suara BMI akan tersalurkan ??? ehhmas kok mikir kemana dan mikirin calon legeslatif tha mass, mereka saja gak pernah mikir kita-kita, gak usah dipikir mas??? (dari berbagai sumber dar tanya jawab dengan BMI, Hongkong, Korea, Taiwan, Malaysia dan Brunei Darussalam )
Tags:
bmi,
buruh migrant,
pemiluPrev:
PAYAAAH......!!!!!Next:
UNTUK APA PEMILU??????????????? share7 Comments
Chronological Reverse Threadedleo4kusuma wrote on Jan 9
Oke deh, mudah2an suara mereka didengar. Saya copy dulu tulisan di atas, Insya Allah bs saya sebarkan lagi. Mungkin belum saatnya skrg ini demokrasi mendekati sempurna. Mudah2an juga aspirasi di sini ga cm didengar ato dipertimbangkan tapi Insya Allah bs ditindaklanjuti. Trims!
bambang2000 wrote on Jan 9, edited on Jan 9
leo4kusuma saidOke deh, mudah2an suara mereka didengar. Saya copy dulu tulisan di atas, Insya Allah bs saya sebarkan lagi. Mungkin belum saatnya skrg ini demokrasi mendekati sempurna. Mudah2an juga aspirasi di sini ga cm didengar ato dipertimbangkan tapi Insya Allah bs ditindaklanjuti. Trims!
Makasih mas, saya hanya dititipi pesan oleh temen temen BMI di Malaysia, Hongkong, Korea, Jepang, dan Midle East, mudah2 mudahan nanti setiap negara yang ada Buruh Migrant Indonesianya mempounya 1 anggota DPD atau perwakilan yang dapat menyuarakan keluahan-2 teman2 disana, Wakil Rakyat Seharusnya Merakyat, jangan tidur waktu sidang soal rakyat, Kami para BMI benar-2 tadak punya wakil di Senayan Massss, mana ada CALEG atau anggota DPR yang berani mengatas namakan wakil Buruh Migrant Indonesia. Sudah waktunya BMI punya wakil sendiri, menyuarakan keluhan sendiri, Ayo Indonesia Bangkit benahi apa yang ada untuk kesejahteraan BMI
leo4kusuma wrote on Jan 9
bambang2000 saidmana ada CALEG atau anggota DPR yang berani mengatas namakan wakil Buruh Migrant Indonesia
Ada alternatifnya, Insya Allah aspirasi ini bs diteruskan lewat blog2 lain. Saya minta jg kepada semua blogger spy dgn kesadaran sendiri utk bs meneruskan pula aspirasi di sini. Ini sangat penting sekali krn buruh migran juga menyumbang devisa cukup besar. Sekali terima kasih kpd Mas Bambang krn sudah berpartisipasi. Anda baru saja melakukan suatu hal besar, semoga bisa diiikuti blogger2 yg lain.
syekhalmukhlish wrote on Jan 9
yang saya tahu buruh migrant itu minggat/kerja keluar negeri karena pemerintah atau yang merasa mewakili rakyat itu ga pernah becus ngurus negara,dan calon-calon yang akan di pilih 2009 pun hampir 80 % adalah manusia2 lama yang pernah merepotkan negara.jadi sebagai buruh migrant saya berpendapat untuk apa milih yang selalu membuat hidup di indonesia semakin susah.ga milih ga pateen
bambang2000 wrote on Jan 10
"jadi sebagai buruh migrant saya berpendapat untuk apa milih yang selalu membuat hidup di indonesia semakin susah"Sebagai Buruh Migrant Indonesia kita harus bersatu menggunakan hak pilih kita atau menyuarakan agar BMI mendapatkan jatah Wakilnya di Parlemen, tanpa memasuki sistem kita juga sama saja membiarkan suara BMI menjadi santapan mereka (poli-TIKUS), Waktunya BMI Bangkit menyuarakan hak-haknya, bayangkan saja 2juta lebih BMI bersatu dan mendapatkan dukungan dari keluarga di kampung, berapa perolehan suara BMI nantinya, dan BMI layak diperhitungkan. Ayooooooooo Maju terus BMI
dirgan2000 wrote on Jan 10
Ini adalah hal yang positif yang perlu disampaikan kepada Pemerintah kita mengenai Buruh Migran Indonesia. Mereka juga warga negara Indonesia yang mempunyai hak dan kewajiban dan mereka juga sudah banyak menyumbangkan devisa utk negara kita tpi negara kita belum juga mengambil langkah yang positif guna mensejahterakan dan memperhatikan mereka di luar negeri. Artikel bagus sekali untuk dibaca oleh blogger yg lain dan khususnya Pemerintah kita. Semoga menjadi perhatian...Amin